Sabtu, 29 Desember 2012

wilujeng sumping

SELAMAT DATANG....

WELCOME


DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG


5 komentar:

  1. Rafli A.L - XI MIPA 2
    Khutbah Pertama:
    إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
    يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
    أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
    Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah …
    Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala, Rabb semesta alam atas seluruh kebaikan- Nya. Saya bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Subhanahu wata’ala semata. Saya bersaksi pula bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya, serta kaum muslimin yang mengikuti petunjuknya.
    Jamaah Jum’at yang berbahagia …
    Di antara hal yang menyibukkan hati kaum muslimin adalah mencari rizki. Dan menurut pengamatan, sebagian besar kaum muslimin memandang bahwa berpegang dengan Islam akan mengurangi rizki mereka. Kemudian tidak hanya sebatas itu, bahkan lebih parah dan menyedihkan bahwa ada sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian kewajiban syari’at Islam tetapi mengira bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan di bidang materi dan kemapanan ekonomi hendaknya menutup mata dari hukum-hukum Islam, terutama yang berkenaan dengan hukum halal dan haram.
    Mereka itu lupa atau berpura-pura lupa bahwa Allah men-syari’atkan agamaNya hanya sebagai petunjuk bagi ummat manusia dalam perkara-perkara kebahagiaan di akhirat saja. Padahal Allah mensyari’atkan agama ini juga untuk menunjuki manusia dalam urusan kehidupan dan kebahagiaan mereka di dunia.
    Sebagaimana Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas Radhiallaahu anhu , ia berkata:
    كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ n: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
    “Sesungguhnya do’a yang sering diucapkan Nabi adalah, “Wahai Tuhan Kami’ karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka”. (Shahihul Al-Bukhari, Kitabud Da’awat, Bab Qaulun Nabi Rabbana Aatina fid Dunya Hasanah, no. Hadist 6389, II/191).

    BalasHapus
  2. (Lanjutan)
    Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah …
    Di antara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah istighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Allah. Sebagaimana firman Allah tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya:
    “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohon ampunlah kepada Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh: 10-12)
    Yang dimaksud istighfar dan taubat di sini bukan hanya sekedar diucap di lisan saja, tidak membekas di dalam hati sama sekali, bahkan tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Tetapi yang dimaksud dengan istighfar di sini adalah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah “Meminta (ampun) dengan disertai ucapan dan perbuatan dan bukan sekedar lisan semata.”
    Sedangkan makna taubat sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang lebih baik (sebagai ganti). Jika keempat hal itu telah dipenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna.
    Begitu pula Imam An-Nawawi menjelaskan: “Para ulama berkata. ‘Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga:
    1. Hendaknya ia harus menjauhi maksiat tersebut.
    2. Ia harus menyesali perbuatan (maksiat) nya.
    3. Ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi.
    * Jika salah satu syarat hilang, maka taubatnya tidak sah.
    Jika taubatnya berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat, yaitu ketiga syarat di atas ditambah satu, yaitu hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang lain. Jika berupa harta benda maka ia harus mengembalikan, jika berupa had (hukuman) maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalas atau meminta maaf kepadanya dan jika berupa qhibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf.
    Khutbah Kedua:
    إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
    Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah …
    Kembali pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya.
    Kemudian dari khutbah yang pertama tadi dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
    1. Bahwasannya telah disyari’atkan oleh Allah kepada kita untuk senantiasa ber-istighfar dan taubat dengan lisan yang disertai perbuatan. Karena istighfar dan taubat dengan lisan semata tanpa disertai dengan perbuatan adalah pekerjaan para pendusta.
    2. Bahwasannya dengan istighfar dan taubat, Allah akan mengampuni dosa-dosa hambaNya, Allah akan menurunkan hujan yang lebat, Allah akan memperbanyak harta dan anak-anak, Allah akan menjadikan untuknya kebun yang di dalamnya mengalir sungai-sungai. Jadi dengan istighfar dan taubat, Allah akan membukakan pintu-pintu rizki dan keberkahan baik dari langit maupun dari bumi.
    Karena itu, marilah pada kesempatan ini kita berdo’a kepada Allah, memohon ampunan atas segala dosa dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang pandai ber istighfar agar Allah senantiasa membukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi.

    BalasHapus
  3. (Lanjutan)

    إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
    Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang selalu bertaubat dan beristighfar, dan mudahkanlah rizki -rizki kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadaan-keadaan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
    Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba Mu yang pandai beristighfar. Dan karuniakanlah kepada kami buahnya, di dunia maupun di akherat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
    اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَّ أَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ وَأَوْسِعْ لَنَا مِنَ الرِّزْقِ فِي الْحَلاَلِ، وَاصْرِفْ عَنَّا فَسَقَةَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
    عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

    BalasHapus
  4. Nama : Silvi Andriyani
    Kelas : XI MIPA 2
    No. Absen : 34

    Assalamu'alaikum wr.wb.

    Alhamdulillahi rabbil alamin, wabihinata'inn, waummu riddunnya waddinn, washolatu wassalammu ala asrofil ambiyai walmursalin wa'ala alih washohbihi jama'in amma ba'du.
    Kepada yang terhormat ibu hj. Leli selaku guru PAI, dan teman-teman yang saya cintai dan saya kasihi.
    Pertama-tama marilah kita panaskan puji dan syukur ke hadiran Allah SWT, karena nikmat sehat, nikmat iman, dan nikmat islam sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang Insya Allah di mulyakan, tak lupa shalawat serta salam semoga tercurah limpahan kepada Nabi Muhammad Saw kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabi'in tabi'it nya dan semoga sampai kepada kita selaku ummatnya.
    Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sedikit tentang parsoalan yang menjangkiti para remaja yaitu "PACARAN" dalam pandangan islam.
    Gimana sih pacaran itu? Boleh ngak? Kenapa harus pacaran? Karena pacaran saat ini sedang melanda remaja, sebagai sarana mengekspresikan sebuah rasa yang bernama cinta, apa sih cinta? Cinta itu sebuah rasa yang di miliki setiap mahluk, cinta itu abstrak namun kongkrit dampaknya, kadang cinta bisa membawa rahmat atau malah membawa laknat, cinta bisa membuat orang menjadi bahagia atau malah menjadi derita, cinta itu fitrah yang di anugrahkan Allah untuk mahluknya.
    Kenapa harus cinta? Ya karena apabila seorang telah terjangkit virus cinta apapun bisa di lakukan meski harus menggadai iman, ya karena cinta itu sangat mengelincirkan apabila tidak di landasi iman, tahukah kita tentang kisah seorang mujahidin yang murtad hanya karna cinta, rasa cinta untuk mahluknya lebih besar dari cintanya untuk Rabbnya, dia adalah abdurrahman bin abdurrahim ia rela keluar dari islam hanya gara-gara ia mencintai seorang wanita romawi sampai-sampai hafalan Al Qur'an nya hilang semua. Bayangkan seorang muhid hebat seperti abdurrahman bin abdurrahim saja bisa tergelincir hanya karena cinta, bagaimana dengan kita yang bisa di bilang imannya bagai pelita yang goyah karena hembusan angin.
    Coba kita tengok realita yang terjadi saat ini, para remaja yang tengah jatuh cinta rela melakukan apa saja demi cinta, hanya karena cinta para remaja wanita rela menggadaikan kehormatannya, hanya gara gara di putusin pacarnya rela mati dengan cara gantung diri.
    Lantas bagaimana hukum pacaran? Dalam islam pacaran di haramkan karena banyak mendatangkan kemudaratan, pacaran juga merupakan sebuah aktifitas yang mendekati zina sebagai mana firmansyah dalam surat al imran ayat 32 yang artinya "Dan janganlah kalian mendekati zina karena sesungguhnya zina itu adalah sebuah perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk".

    BalasHapus
  5. Lanjutan - Silvi Andriyani

    Adapun hal hal yang dapat menghantarkan kepada zina
    1. Memandang wanita yang tidak halal baginya
    2. Menyentuh wanita yang bukan mahramnya
    3. Berkhalawat di tempat sepi
    4. Berpacaran.
    Kalau pacaran gak boleh terus gimana dong dengan perasaan ini? Aku kan cinta banget sama dia" kalau ada seperti ini solusinya adalah sebuah resep dari nabi muhammad untuk para remaja.
    "Dan barang siapa di antara kalian belum mampu hendaklah berpuasa karena puasa itu dapat menjadi penghalang nafsu" (HR. Bukhari, muslim ibnu majh dan tarmizi)
    Teman teman mau gak cintanya abadi? Kalau mau mari kita sadarkan cinta kita kepada Allah yang Maha abadi, jangan malah berdua duan atau mojok di tempat sepi, karena yang ketiganya adalah syaiton "janganlah seorang laki laki dan wanita berkholawat (berduaan) di tempat yang sepi sebab syaiton menemaninya, janganlah salah satu dari kalian berduaan kecuali di sertai dengan mahramnya" (HR. Bukhari, muslim).
    Nih bagi teman teman yang sering jadi obat nyamuk atau jadi kambing conge alias sering nemenin orang berpacaran jangan mau nanti di kira syaiton.
    Masih mau pacaran? Jangan ngaku cinta apabila ngajak pacaran karena tak ada cinta yang menjerembabkan ke lembah kenistaan, tak ada cinta yang menjerumuskan kepada dosa yang ber ujung neraka, Ingat cinta itu sangat berharga lebih berharga dari pada batu panca warna bahkan kalimaya, maka dari itu cinta tidak bisa di lempar begitu saja, tak bisa di berikan begitu saja.
    Sekian dari saya apabila ada kata yang tidak berkenan di hati mohon maafkan. Wabillahi taufik walhidayah, wassalam alaikum wr.wb.

    BalasHapus